Cinta dan pernikahan, adalah tema yang sering dibicarakan. Dimana saja dan siapa saja, selalu ada tema cinta. Sebab setiap manusia pasti memiliki cinta Cinta yang berakhir dengan pernikahan, adalah cinta yang indah. Akan tetapi, cinta yang tidak diakhiri dengan pernikahan, adalah cinta yang menyakitkan. Namun pada kenyataannya, begitu banyak kisah tentang cinta yang tidak diakhiri dengan pertemuan dipelaminan. Betapa nestapanya jika cinta bertepuk sebelah tangan.
Buku karangan Fadlan Al –Ikhwani ini menyadarkan kepada pembaca tentang makna cinta dalam makna universal. Juga memberikan contoh kisah cinta yang tidak bertemu dalam pernikahan. Kisah yang sedih, tragis, mengharukan, sekaligus heroik. Buku ini menyadarkan bahwa cinta bisa saja tidak selalu berakhir dengan pernikahan. Kalimat sakti ‘Cinta tidak harus saling memiliki’ pun dikupas disini.
Jodoh untuk kita sudah pasti ada. Bahkan sebelum kita lahir sudah ditentukan kapan dan dengan siapa. Hanya kita punya teka-teki untuk itu. Ditegaskan, Allah memberi jodoh sesuai yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Dengan menyadari kalimat ini, maka kita akan bisa menerima jika suatu saat orang yang kita cintai ternyata tidak berjodoh dengan kita. Bahwa dia, bukan yang tepat untuk kita. Dunia tak selebar daun pisang, kata buku ini.
Buku setebal 164 halaman ini juga memberikan tips agar hati kita bisa menerima dengan lapang dada ketidakjodohan kita.
Isi buku ini bukan hanya untuk mereka yang sudah saling mengutarakan dan mengetahui cinta. Tapi juga untuk mereka yang saling memendam rasa cinta tapi belum ada keberanian atau kesempatan mengutarakannya. Kepada mereka yang mengalami ini, juga ada suntikan semangat untuk berani mengutarakannya.
Penolakan cinta, bisa dialami siapa saja. Sebab kadang cinta tak mengenal logika. Ada yang ganteng tapi ditolak oleh yang cantik. Cinta tidak memandang fisik. Ada yang kaya memilih yang miskin. Cinta tidak hanya mementingkan materi.
Ternyata, ada sisi positif terhadap penolakan cinta. Memang tertolaknya cinta terasa menyakitkan. Tapi juga merupakan titian menuju proses pendewasaan. Emosi lebih matang, mental semakin kuat, dan bekal kesiapan menuju pernikahan semakin kuat. (Peresensi Supadilah)
Penulis            : Fadlan Al-Ikhwani
Judul               : don’t cry. ketika mencintai tak bisa menikahi
Tebal              : 162 halaman
Penerbit         : Pro-U Media