Tamu Kelas Inspirasi SMA Terpadu Al Qudwah pagi ini bertabur inspirasi. Sekolah yang terletak di kawasan kecamatan Kalanganyar ini didatangi widyaswara dari LPMP Provinsi Banten. Adalah Bunda Iroh Siti Zahroh, yang menjadi tamu pada pagi ini, Senin (21/11). Sejak awal beliau sudah menyentak dengan mengatakan prinsip yang beliau pegang selama ini. Bermanfaat. “Buat apa hidup kalau tidak bermanfaat? Putar haluan kalau tidak bermanfaat” begitu katanya.
Bunda Iroh adalah seorang widyaswara, melatih atau mengajar guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. sosok asli kelahirang Rangkasbitung 50 tahun lalu menegaskan betapa kita harus tetap mencintai Indonesia walau bagaimana pun kondisi negeri kita. “Apapun yg terjadi..tetap cintai Indonesia” ujarnya.
Benar. Miris kita melihat kondisi negeri ini. Walaupun negara berlimpah sumber daya alam, ironinya kita banyak mengimpor. “Kita mengimpor 2 juta ton beras. 70 persen susu kita impor. 90 persen bawang putih 60 kedelai” ungkapnya dengan membaca sebuah data dari catatan di buku kecil yang dibawanya.
Jika kita mau meneliti benar keadaan daerah kita, ternyata banyak sekali hal yang mesti diperbaiki. Namun, kepedulian pemerintah terhadap penelitian masih minim.
Sosok yang sudah 11 tahun menjadi juri dalam ajang LKIR tingkat SMP ini mengajak pelajar Indonesia agar aktif melakukan penelitian. “Hal-hal yang sering terjadi di daerah kita saja. Misalnya keberlangsungan program magrib mengaji. Kalau maghrib kenapa masih ada saja yang main skateboard atau aktivitas lain di alun-alun. Kenapa itu bisa terjadi??
Selain itu, Bunda Iroh juga menganjurkan agar aktif berorganisasi. “Manusia modern adalah orang yang mau berorganisasi. Organisasi menjadi langkah penting kita untuk membuka wawasan”.
Disela-sela beliau bertutur, terluncurlah tips bagaimana menyukseskan gerakan literasi. Sebagaimana beliau cukup terkenal di bidang ini. Sebab menulis bukanlah hal yang mudah. Terutama menulis hal yang baik. “Kalau sekedar share berita negatif, yang kita copas tanpa kita teliti dulu, mungkin mudah”.
Pertama, pembiasaan. 15 menit sebelum belajar lakukan membaca buku. Buku apa saja. Kedua, adakan pojok buku. Ketiga, biasakan tulis apa yang kta baca. Jika secara konsisten ini dilakukan dalam hidup kita, niscaya kita akan dapati diri kita sebagai pribadi yang berwawasan luas.
Bunda Iroh juga menekankan betapa hebatnya pengaruh sebuah buku. “Hal yang membuat kita berubah adalah lingkungan, orang-orang yang disekeliling kita, dan BUKU. Yah, buku…” ujarnya.
Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Selain beliau berbagi inspirasi, beliau juga berbagi hadiah kepada siswa SMA Terpadu Al Qudwah. Bagi yang berani bertanya, diberi hadiah. Luar biasa. Pemateri tapi malah ngasih hadiah yang banyak.
Diakhir kelas inspirasi, mendadak salah seorang siswa membacakan puisi yang secara spontan dibuat khusus untuk Bunda Iroh, berkaca dari perjalanan hidup beliau. Secara spontan juga, dibalas Bunda Iroh dengan puisi yang dibuatnya sewaktu kelas 1 SMA dulu. Sedikit penggalan puisi itu,
“Biarkan hatimu tetap biru/ Kelak ketika Bunda rindu/Bunda tinggal memandang lautan di sana. Biarkan jiwamu tetap jingga/ Kelak ketika Bunda ingin melihatmu/Bunda akan memandang kaki langit di atas sana”
Terima kasih Bunda, atas inspirasi yang hebat di pagi ini. Semoga kelak bisa kembali bertemu. Dan kembali gelas kosong kami terisi penuh dengan inspirasi dari Bunda.
Siswa terlihat serius mendengarkan penyampaian materi
Foto bersama usai acara

Kepala SMA Terpadu Al Qudwah menyerahkan kenang-kenangan untuk pemateri