Setelah dua pekan menjalani program Bakti Siswa Untuk Desa (BSUD), angkatan 6 SMA Terpadu Al Qudwah atau kelas XI hari ini (Jumat/26 Januari 2018) menjalani sidang presentasi. Kegiatan ini bertujuan untuk melaporkan hasil pelaksanaan BSUD kepada sekolah. Sidang ini menghadirkan beberapa panelis yang berkompeten yaitu Ustadz Sanuji Pentamarta (Anggota DPRD Provinsi Banten) dan Arif Kirdiat (Relawan Kampung/Tirtayasa, Banten/ S-2 Strategic Studies Nanyang Technological University, Singapura) dan Siti Maryam (Kepala SMPT Al Qudwah).
Pada sidang tersebut, banyak sekali laporan yang sangat bagus untuk diketahui banyak pihak terkait daerah Lebak. Semisal daerah Leuwidamar, meskipun dekat dari ibukota kabupaten, kondisinya masih minim.
“Akses jalan menuju ke sana sangat sulit. Jalan bebatuan rusak yang sangat licin jika hujan. Warga disana juga cukup terisolir. Di satu desa itu tidak ada TK atau PAUD” lapor Dimas, salah satu peserta BSUD ini.
Di tempat itu, terhitung hanya ada dua warga yang punya fasilitas MCK. Kebanyakan warga melakukan dolbon atau modol di kebon.
Rumah papan juga masih banyak ditemui. Rumah berdinding dari bambu juga masih banyak. Kadang terasa cemas jika musim hujan. Rumah-rumah itu akan bocor dari atap-atapnya. “Kalau malam hujan, si Abah tidak tidur. Karena dia bakal kena tetesan atap yang bocor” jelas Dimas.
Di Sobang, dijumpai kondisi yang tidak beda jauh. Tapi kali ini tentang warga yang buang air besar ke sungai. “Warga banyak yang dolcai. Pemerintah setempat belum bisa mengubah kebiasaan warga. Termasuk buang sampah ke sungai juga” terang Taufik, ketua kelompok BSUD Sobang.
Keterpencilan daerah Sobang justru memunculkan kondisi yang kondusif terhadap pergaulan anak muda di sana. “Jadi kalau sudah maghrib, anak-anak pada ngaji. Kalau tidak di masjid ya di rumah. Tidak ada yang berkeliaran” tambah Latif, anggota BSUD Sobang juga.
Presentasi para peserta BSUD cukup mendapat apresiasi dari panelis. Ustadz Sanuji bahkan mendukung tindak lanjut yang mungkin bisa dilakukan. “Coba kalau kalian bisa mengajak dinas terkait atau lembaga mana yang bisa memberikan program bedah rumah. Itu sangat membantu mereka.
Presentasi para peserta BSUD cukup mendapat apresiasi dari panelis. Ustadz Sanuji bahkan mendukung tindak lanjut yang mungkin bisa dilakukan. “bisa kalian lanjuti dengan mengajak dinas terkait atau lembaga mana yang bisa memberikan program bedah rumah. Itu sangat membantu mereka” ujarnya.
Ustadz Sanuji juga menanyakan tingkat kepedulian warga terhadap Al Quran dan melek bahasa Inggris. “Sebuah daerah akan maju jika warganya peduli dengan Al Quran. Suka ngaji tidak warganya. Juga penguasaan bahasa Inggris, sebagai bentuk meleknya terhadap ilmu pengetahuan” tanyanya.
Sementara itu, Arif Kardiat yang sudah lama berkecimpung dalam penelitian di desa-desa menyoroti pentingnya data yang ditampilkan oleh siswa. “Data-data mikro yang kalian dapatkan sangat penting lho. Bagi para pemegang kebijakan, itu sebagai acuan menentukan dan melaksanakan program. Begitu juga untuk sebuah perusahaan. Harusnya data kalian itu bisa dibaca oleh bupati. Supaya tahu, dengan kondisi daerah yang dipimpinnya. Ada yang sangat terpencil atau terbelit kemiskinan” katanya.
Arif juga menyoroti program yang dilakukan oleh siswa. “Di negara kita, tingkat kesehatan cukup rendah. Di pelosok-pelosok, orang – orang masih minim kepedulian terhadap kesehatan. Ini penting sekali untuk dilakukan kegiatan seperti yang kalian lakukan” imbuhnya.
Arif cukup detail memerhatikan tampilan presentasi siswa. Hal ini membantu siswa untuk memperbaiki laporan BSUD-nya.
Siti Maryam, mempertanyakan manfaat dari pelaksanaan BSUD mereka. “Setelah BSUD ini, apa pengaruhnya bagi kalian?” tanyanya.
Hal ini sangat penting Supaya pelaksanaan BSUD memberikan efek positif pada mereka. Tidak lupa kepala SMPT Al Qudwah ini menegaskan pentingnya melibatkan instansi lain dalam pelaksanaan program. “Supaya jangan hanya lingkup Al Qudwah saja yang tahu kita punya program yang hebat ini” tegasnya.