Banyaklah membaca buku. Dengan baca buku kamu lupa kekuranganmu” demikian kata penulis Gol A Gong pada peserta seminar literasi Peran Sastra dalam Membentuk Karakter.
Seminar literasi ini merupakan serangkaian kegiatan memperingati milad (ulang tahun) Al Qudwah ke -25 tahun. Kegiatan tersebut diadakan pada Kamis (24/1) di aula Granada kompleks pendidikan Al Qudwah.
Hadir pada acara tersebut ketua yayasan Qudwatul Ummah KH A’la Rotbi, kepala bidang pendidikan (kabidik) KH Samson Rahman MA, pegiat lierasi Banten kang DC Hariyadi, dan para guru serta siswa dari sekolah-sekolah di Lebak.
Acara tersebut dibuka oleh kabidik Al Qudwah Samson Rahman yang juga telah menerbitkan buku terjemahan lebih dari 40 judul buku.
“Jika ingin abadi di dunia, maka menulislah, atau ditulis. Islam ini erat kaitannya dengan literasi. Karena itu jangan lupakan literasi sebagai identitas kita” ujarnya.
Gol A Gong menjadi pembicara utama dalam seminar ini.
Penulis lebih dari 150 buku ini mengungkapkan banyak manfaat dari menulis.
Penulis lebih dari 150 buku ini mengungkapkan banyak manfaat dari menulis.
“Alhamdulillah dari menulis saya bisa keliling lebih dari dua puluh negara, dan hampir semua tempat di Indonesia sudah saya kunjungi. Itu semua gratis, bahkan dibayar”
Penulis Balada si Roy ini juga mengatakanpentingnya kita melek teknologi.
“Orang sukses bukan yg hebat tapi yang bisa beradaptasi. Membaca itu bukan hanya membaca buku tapi bisa juga membaca online”
“Perlu bagi kita untuk memanfaatkan media untuk berbuat kebaikan. Misalnya lewat YouTube, Instagram, watpad, atau lainnya untuk menebarkan kebaikan”
Dilanjutkannya,
“Untuk membuat novel sebaiknya kita lihat pakemnya. Perlu kita contoh Hamka, Sutan Takdir Alisjahbana dalam membuat novel.”
“Untuk membuat novel sebaiknya kita lihat pakemnya. Perlu kita contoh Hamka, Sutan Takdir Alisjahbana dalam membuat novel.”
“Ada empat hal yang dipesankan oleh Maulana Hasanuddin, yaitu baca, tulis, belajar, mengajar. Hal itulah yang berulang-ulang kami lakukan di keluarga kami”
Hobi literasi ini menular juga kepada keluarganya. Keempat anaknya juga suka dengan dunia literasi. Salah satu anaknya telah menerbitkan delapan judul buku. Termasuk isterinya, juga menulis buku. Maka pas sekali jika dikatakan sebagai keluarga literasi.
“Siapa pun saat bergabung dengan kami, saya tegaskan ada misi yang kami usung dan itu tidak bisa ditawar lagi, bahwa kami memusuhi korupsi. Bagaimana cara memusuhinya kami serahkan pada masing-masing. Terpenting jangan menghina pribadinya, dengan cacian atau hinaan”
Sementara itu, Asep Komar mengatakan literasi di kabupaten Lebak saat ini terus menggeliat.
“Geliat literasi semakin terlihat. Adanya perpustakaan Saija Adinda semakin menjadi alternatif bagi masyarakat Lebak untuk memuaskan kebutuhan membaca. Saat ini ada lebih dari 20.000 di perpustakaan” ujarnya.
Dalam acara itu juga diadakan peluncuran karya guru dan siswa Al Qudwah. Karya guru Al Qudwah berupa buku Guru untuk Indonesia yang ditulis oleh Supadilah. Sementara itu, karya siswa alumni Al Qudwah buku berjudul Answer Me, 17! karya Adinda Putri Huwaida.