Guru sekolah lagi? Benar. Apa dalam rangka lanjut study S2 atau S3? Bukan. Bukan itu. Ini benar-benar guru kembali sekolah. Menimba ilmu lagi. Guru menjadi murid lagi. Duduk manis di kelas kembali. Sekolah guru, adalah program rutin yang diadakan yayasan Qudwatul Ummah sebagai payung kebijakan Sekolah Islam Al Qudwah (RA, TK, SD, SMP dan SMA) untuk meningkatkan kapasitas gurunya.
Inilah hebatnya guru Al Qudwah, meski di hari libur, para guru bersedia hadir. Tentunya ini sebuah bukti bahwa guru Al Qudwah merasa perlu memiliki kemampuan dan modal terbaik agar bisa memberikan yang terbaik pula untuk anak-anak (siswa).
Sekolah guru kembali diadakan pada Sabtu (11/2) bertempat di aula SMA Terpadu Al Qudwah. Pengisi materi sekolah guru pada hari itu adalah KH A’la Rotbi, LC selaku kepala yayasan Qudwatul Ummah.
Materi pada sekolah guru kali ini adalah tentang Qowaid Da’awiyah. Ustadz Obi, mengingatkan kepada guru beberapa hal dalam kegiatan sekolah guru itu.
Pertama, doa. Jangan lupa meminta kekuatan dari Allah untuk bisa memengaruhi anak, menanamkan anak dan memberikan pengaruh kepada anak. Jangan lupa melibatkan Allah dalam setiap usaha pembinaan kita kepada Allah. Jangan hanya mengandalkan kemampuan kita saja.
Kedua, merenung. Guru juga hendaknya membiasakan merenung, atas fenomena dan situasi yang terjadi pada anak didiknya. Merenung dapat menghasilkan kesimpulan atas permasalahan yang ada. Bisa jadi kesalahan itu disebabkan karena kelalaian kita.
Ketiga, keteladanan. Memberi keteladanan sebelum berdakwah. “Tindakan lebih fasih dibanding ucapan”. Menunjukkan perilaku jujur, lebih efektif ketimbang mendoktrinkan pentingnya berkata jujur. Menunjukkan penjagaan shalat berjamaah, akan lebih mudah dicerna daripada berbusa mulut menyampaikan pentingnya shalat jamaah.
Peserta sekolah guru terlihat antusias mengikuti kegiatan ini. Para guru dan karyawan dari RA, TK, SD, SMP dan SMA. Diharapkan, sekolah guru ini menjadi pemacu guru untuk terus semangat memberikan pelayanan dakwah di sekolah.