Idul Adha identik dengan penyembelihan kurban. Banyak umat Muslim yang menyelenggarakan penyembelihan kurban, baik itu dilakukan sendiri maupun kelompok. Nah, di sekolahku juga menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban.
Namun, karena masih dalam masa pandemi, penyelenggaraannya berbeda dengan yang sebelumnya. Bagaimana suasana berbeda itu? Yuk ikuti tulisan ini sampai selesai. Seru, lho.
Sekolah tidak melakukan tatap muka sejak Maret lalu. Maka, pengumpulan iuran untuk pembelian hewan kurban dilakukan secara daring. Oh iya, di sekolah kami, kurban sudah jadi aktivitas rutin setiap tahunnya.
Di tahun sebelumnya, kami berkurban atas nama guru kebersihan di sekolah kami. Maksud guru kebersihan ini adalah office boy, penjaga sekolah atau tukang kebun. Di sekolah kami, dipanggil sebagai guru kebersihan.
Tahun lalu dua ekor kambing untuk dua orang guru kebersihan. Kali ini kami kurban satu ekor sapi atas nama guru, siswa, dan orangtua/wali.
Pelaksanaan Penyembelihan
Penyembelihan ini dilaksanakan pada Sabtu (1 Agustus 2020). Meskipun, Idul Adha-nya Jumat (31 Juli 2020). Kepala sekolah hadir, beberapa guru, dan komite sekolah. Yang menyembelih sapinya guru PAI kami, Pak Fadli S.Pd.I.
Karena pandemi juga, kami tidak ikut melihat penyembelihan. Hanya beberapa guru dan orang tua saja. Penyembelihan juga dilakukan di luar lingkungan sekolah. Dagingnya diberikan kepada guru-guru dan beberapa masyarakat di lingkungan sekolah. Tidak banyak sih tapi semoga cukup untuk membahagiakan mereka.
Kurban memang bukti pengorbanan. Kita harus rela mengumpulkan dan menyisihkan rezeki kita untuk beli hewan kurban. Kadang, mengeluarkan uang untuk hal seperti ini terasa berat. Kadang berpikir, “Ah, daripada buat hewan kurban kenapa nggak buat beli ini itu…”.
Padahal banyak pahala dari berkurban. Kata guru agama, pahalanya sejumlah bulu-bulu hewan itu bahkan lebih banyak lagi. Hewan kurban itu kelak akan menjadi kendaraan saat melintas di jembatan antara surga dan neraka. Jadi mereka yang membantu menyeberangkan kita.
Namanya ibadah, tidak ada yang sia-sia. Walaupun kita nggak tahu wujud pahalanya, pasti ada pahalanya. Pastinya malaikat mencatat amalan kita.
Kurban juga wujud kepedulian terhadap sesama. Yaitu saat memberikan daging kepada warga. Karena banyak juga orang yang jarang makan enak dalam sehari-harinya. Apalagi masa pandemi begini yang banyak orang kesulitan mencari nafkahnya.
Kegiatan kurban ini diprakarsai oleh komite sekolah. “Kami pengen ngasih sesuatu ke guru. Ya supaya guru bisa lebih bahagia dari biasanya, minimal pas hari raya kurban ini,” kata bunda Rika, ketua komite sekolah saat di lokasi penyembelihan.
Seru lho ikut penyembelihan. Kita bisa belajar gimana cara menyembelih yang benar. Memposisikan hewan kurban agar mudah disembelih. Memotong bagian-bagian menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Lalu dibungkus dalam plastik kemudian dikasihkan kepada oranglain. Meskipun tangan kotor tapi kita bisa dapat pengalaman seru. Tapi saat itu kami tetap melakukan prosedur pencegahan Covid-19 seperti memakai masker, tidak berkerumun dan mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer.
Memang sih dibanding tahun sebelumnya, masih kurang rame. Kalau dulu kan banyak yang melihat. Sekarang sepi.
Semoga tahun depan bisa kembali berkuban. Aamiin.