Suara gunting beradu dengan lantai, suara kardus dicabik-cabik, bau lem, dan suara pisau meraut bambu serta kertas-kertas bertebaran mewarnai ruangan perpustakaan SMPT Al Qudwah pagi itu. Sebanyak 24 siswa berkonsentrasi penuh mengerjakan sesuatu. Pagi itu, dalam rangka class meeting usai Ujian Akhir Semester Ganjil 2013/2014, siswa SMPT Al Qudwah mengadakan lomba daur ulang dengan bahan utama kardus bekas.
Lomba yang dimulai pukul 07.30 WIB pada hari Kamis (19/12) bertempat di ruang perpustakaan SMPT Al Qudwah ini mempertemukan antar kelas yang terdiri dari enam kelas putra dan enam kelas putri dengan masing-masing dua orang siswa setiap kelasnya, saling berkompetisi unjuk kebolehannya dalam mendaur ulang barang bekas.
Panitia menyediakan alokasi waktu 90 menit untuk lomba ini. Waktu yang diberikan tidak disia-siakan oleh mereka. Begitu dibuka dengan ucapan basmalah oleh juri Bapak Supadilah, semua peserta segera meraih alat-alatnya dan memulai mengerjakan. Mereka kompak saling berjibaku mencoba menyelesaikan karya terbaiknya.
Bahan utamanya berupa kardus bekas disediakan oleh panitia. Sementara untuk macam bahan lain, peserta yang menyiapkannya. Bermacam-macam bahan yang mereka bawa diantaranya pasir, kertas bekas, potongan bambu, pipet, kaleng minuman, kaleng minuman, daun kering, dan sejenisnya.
Beberapa karya yang dibuat siswa adalah robot, miniatur panggung, penjara, laci, vas bunga, rumah-rumahan, vas bunga, serta kotak tisu.
Hasilnya, kategori putra diraih oleh kelas 8 Putra I dengan mendapatkan total poin 380 dan juara kategori putri diraih oleh kelas 9 Putri 1 dengan mendapatkan total poin 428.
Pihapsari Pramarta, siswi kelas 9 putri 1, mengatakan kebahagiaannya memenangi lomba daur ulang ini. Karya yang dibuatnya terbilang unik. Dia membuat kotak multifungsi yaitu bisa sebagai kotak tisu, kotak infak, dan tempat meletakkan pensil. Bahan-bahannya pun tergolong unik yaitu menggunakan kulit kacang, biji saga, daun pisang kering, pasir, dan karton bekas.
Juri menekankan pentingnya penggunanan bahan bekas dalam lomba ini. “Karena judul lombanya ‘kan lomba daur ulang. Selain itu harus menggunakan karton bekas” ujar Ibu Rabi Rabbaniyah.
Sementara, juri yang lainnya mengusulkan agar karya yang dibuat harus bisa bernilai jual. “Akan lebih baik lagi jika karya daur ulang bisa dijual. Jadi bisa memberikan penghasilan”tegas Bapak Supadilah. Hasil karya para peserta nantinya akan menjadi milik sekolah yang akan dipajang di perpustakaan sekolah.