Ada saatnya anak kita sudah siap menikah. Tapi apa tandanya? Dan tidak kalah penting persiapan apa yang harus orangtua lakukan?

Yang harus disiapkan adalah dari sisi mentalitasnya, cara berpikirnya, dan posisi dalam organisasi.

Pagi ini (Sabtu, 6 Maret 2021) ada webinar yang diadakan yayasan Qudwatul Ummah yang dilakukan lLewat zoom meeting. Webinar ini sebagai rangkaian program madrasah Orangtua Al Qudwah. Pematerinya KH. A’la Rotbi LC dan Ustadz Samson Rahmn, MA.

Ustadz Obi bilang ke anaknya, kalau ingi menikah nggak perlu sampai harus sarjana dulu untuk menikah. Tapi harus punya perencanaan matang untuk menafkahi keluarga.

“Anak harus punya rencana seperti, akan begini. Lalu uji seberapa bisa bertarung diperencanaan itu. Harus disadarkan bahwa dalam berkeluarga, organisasi diarahkan oleh Allah bahwa laki-laki adalah pemimpin. Bukan organisasi yang dibentuk berdasarkan kesepakatan.”

Lalu, uji juga kepahaman anak tentang kemampuan untuk memahami perasaan keinginan dan pola bahasa orang lain. Ini penting sebab nanti di dalam keluarga akan bisa memahami perbedaan Bahasa dan komunikasi dengan pasangannya.

Pilihlah Jodoh yang Pernah Berorganisasi

Dalam mengarahkan jodoh, ustadz Obi mengarahkan agar anaknya memilih jodoh yang pernah ikut organisasi. “Kalau kamu mau berkenalan atau mau mencari sendiri pasangan yang pernah berorganisasi. Sebab orang yang pernah berorganisasi sudah belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan belajar menyelesaikan perbedaan atau masalah dengan sesamanya,”

Sementara, untuk anak perempuan, hal dasar jika anak hendak menikah adalah Tanya sudah berapa masakan yang bisa dia bikin.

“Kalau sudah pernah masak dan masakannya enak, boleh diizinkan. Kalau belum, dia harus belajar dulu,”

Kenapa bisa masak ini jadi standar untuk izin menikah ya? Mungkin, bisa masak merupakan pertanda bahwa anak perempuan bisa melayani suaminya. Ya meskipun menikah bukan hanya untuk memasakkan suami saja.

Orang tua harus Jadi Role Mode

Sementara itu, ustadz Samson Rahman menyampaikan bahwa orang tua harus menjadi role mode bagi anaknya. Maka jagalah kerukunan dalam rumah tangga.

“Jangan ada kekerasan dalam rumah tangga. Tampilkan hal yang baik di rumah. Sebab itu yang dilihat oleh anak-anak kita adalah kita. Biasanya keluarga seorang anak itu mengikuti keluarga ayah bundanya.”

Mari kita siapkan anak-anak kita agar punya modal untuk mampu mengarungi samudra pernikahan. Matangkan bekal agama dan mentalnya agar mereka mampu membawa keluarganya selamat dunia dan akhirat.