Dalam rangka memeringati Hari Raya Idul Adha, Al Qudwah Boarding School menggelar pentas seni. Hari libur tidak untuk berleha-leha tapi dimanfaatkan untuk mengasah kreativitas dan bakat para santri. Pondok pesantren yang beralamat di Jl. Maulana Hasanudin Kp. Cempa, Kecamatan Kalanganyar, Lebak, Banten menggelar Pensil (Pekan Seni Idul Adha). Acara diadakan pada Jum’at (3/10) pukul 20.00 WIB di depan asrama putra menampilkan berbagai penampilan seni.
Acara dibuka dengan penampilan muqadimah lima bahasa. Penonton seakan diajak merasakan berada di belahan negara yang berbeda yaitu bahasa Arab oleh Abdirahman, bahasa Jepang oleh Isa Kurniawan, bahasa Inggris oleh Gigin, bahasa Indonesia oleh Bayu Muna, dan bahasa Belanda oleh Nayla.
Ketua panitia Pensil, Faris Ibrahim mengatakan bahwa acara ini digagas karena imajinasi dan kreativitas santri. “Bukan ajang untuk unjuk diri, tapi sebagai momen untuk mengasah imajinasi. Panitia mengucapkan selamat hari raya Idul Adha, dan selamat menyaksikan” ucapnya.
Penampilan pertama dari Defisav, sebutan untuk kelas 8 putri, , nasyid asmaul husna. Sorak-sorai para penonotn menyemangati para pemain. Enam belas orang cukup membuat panggung penuh. Awalan yang bagus dibuat oleh Defisav.
Kelas Abatasa, nama lain kelas 7 putra, menampilkan hiburan klanting. Musik yang tercipta dari suara benda-benda seadanya misalnya botol, ember, bambu, dan kayu. Dengan sarung melilit dililit di badang, mereka tetap lincah memukul-mukul alat musik itu. Lagu yang dibawakan adalah shalatum bi salamil mubin.
Penonton tidak hanya dari pihak pesantren saja. Turut menyaksikan ajang penampilan bakat dan potensi ini dihadiri oleh para orang tua, kepala SMPT Al Qudwah Iwan Supriana, dan para alumni. Tentu saja hadir pimpinan boarding school ustadz Samson Rahman, MA dan Ustadz A’la Rotbi selaku kepala Yayasan Qudwatul Ummah.
Semua santri turut ambil bagian memeriahkan acara ini. Bagi yang tidak dapat jatah peran, memaksimalkan diri sebagai penonton. Pesantren dengan motto “Unggul dan Religius” ini pun tidak menutup diri dari sikap moderat. Iringan lagu Expresikan Diri dari Bondan Prakoso mengiringi kemunculan kelompok santri berpakaian serba hitam. Mereka menampilkan drama tentang pertarungan kebaikan melawan kejahatan. Kebaikan pada akhirnya menang walaupun secara jumlah mereka kalah.
Penonton makin terhibur dengan penampilan dari Famn Sider, kelas 9 puteri dengan lawakan yang unik. Mereka berhasil menyulap suasana menjadi semakin meriah. Ada TV Tawa yang menampilkan berita aneh dan lucu. “Karena berenang melawan arus, seekor kambing akhirnya tenggelam dalam luka dalam. Seorang polisi terpaksa menembak seekor kambing yang mengamuk di jalanan. Dan akhirnya mereka jadian.” Begitu salah bunyi berita yang lucu dan tek jelas itu. Atau dengan berita sindiran, “Karen frustasi tidak libur pada Idul Adha, seorang guru nekat mendorong siswa dari lantai dasar sebuah gedung dengan alasan sedang praktek gaya gravitasi”.
Visualisasi konflik Palestina pun tergambar di panggung. Melalui drama, digambarkan kondisi Palestina dimana banyak anak-anak yang sedang belajar dan mengaji dibunuh secara keji oleh tentara Israel. Anak-anak dengan senjata seadanya melawan tentara Israel yang bersenjata lengkap. Dengan bantuan Allah dan kekuatan tekad memerangi musuh, akhirnya rakyat Palestina dibantu Hamas berhasil mengalahkan Israel dan mengusir dari tanah Al Aqsa yang diberkahi. Properti yang digunakan pun sangat mengundang decak kagum diantaranya petasan, kembang api, dan senapan mainan.
Silih berganti penampilan menghibur penonton. Lima orang ke panggung mewakili lima karakter profesi yaitu dokter, pahlawan, pemuda, peternak dan tukang jamu. Awalnya mereka membacakann puisi yang syahdu. Memasuki bait-bait selanjutnya, puisi terpenggal satu sama lain dan disela dengan puisi profesi lain. Maka, jadilah puisi itu menjadi lucu.
Kepala yayasan Qudwatul Ummah, A’la Rotbi menyampaikan apresiasi atas penampilan para santri yang luar biasa. “Ada penampilan yang sangat menginspirasi. Yayasan memberikan Rp. 200 ribu kepada kelompok yang terpilih, mudah-mudahan menyemangati kalian” ujarnya. Dan kelompok yang terpilih sebagai penampilan menginspirasi adalah drama tentang Palestina, yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim dan kawan-kawan.
Acara ditutup pada pukul 22.30 WIB dengan do’a oleh ustadz Soghir. Malam itu para penonton dan santri Al Qudwah Boarding School pulang dengan perasaan gembira dan terpuaskan dengan penampilan seni. Mudah-mudahan islam semakin jaya dengan berbagai jalan diantaranya dengan seni dan kreativitas.
Oleh Supadilah, S.Si