Rabu pagi kemarin. Pada sebuah ajang lomba Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (o2sn). Sebelum dimulai pembukaan, beberapa guru asyik ngobrol di kantin. Guru pendamping itu kebanyakan guru olahraga. Sesuai lomba pada saat itu. Diantara guru itu, beberapanya asyik merokok. Yah, di lingkungan pendidikan itu mereka merokok.
Lalu datanglah dua orang siswa ke arah guru itu.
“Pak..maaf. disini tidak boleh merokok…”
“Oh..ngga boleh ya?.tapi ini kan kantin…” kilah guru. Rokok ditangannya pun terlihat disembunyikan. “Iya pak..ngga boleh merokok. Itu ada spanduknya…” si siswa tetap bertahan mengingatkan guru. “Dikira kalau dikantin bebas merokok..” sungut guru itu.
Guru lain terlihat salah tingkah.
“Disekolah tidak boleh merokok pak…” Akhirnya guru itu pun mematikan rokoknya.
Yah, pagi itu dua siswa saya sukses memberikan ‘tamparan’ ke guru-guru olahraga yang merokok itu. Juga kepada saya. Betapa kita diingatkan tentang pentingnya keteladanan.
Masih ada guru yang tidak tahu bahwa sekolah adalah kawasan terlarang untuk merokok? Sepertinya semua kita sudah tahu. Lebih-lebih guru olahraga. Adakah guru (olahraga) yang tidak tahu kalau merokok itu berbahaya dan merugikan kesehatan? Semua tahu. Tapi tidak banyak yang paham. Lebih sedikit lagi, yang bisa memberi keteladanan.
Tapi saya juga merasa tertampar. Betapa saya kalah dengan mereka. Lebih berani mereka daripada saya. Badannya jauh lebih kecil dari saya. Tapi keberanian menyampaikan kebenarannya jauh lebih besar dari saya. Yang hanya diam melihat guru (teman saya) merokok tanpa beri peringatan. Ah, belajar memang bisa dari mana saja. termasuk dari murid. #Kisah dari lomba O2SN tanggal 29 Maret 2017